Pembukaan dan Pertemuan Perdana : Kuliah Umum Mata Kuliah Pancasila dan Kewarganegaraan / Pembinaan Kesadaran Bela Negara (PKBN)

BANDUNG. Sabtu, 3 Oktober 2020 merupakan awal dari rangkaian kuliah umum yang wajib diikuti oleh mahasiswa baru Itenas angkatan 2020. Kuliah umum perdana ini dilaksanakan hari Sabtu siang pukul 13:00 WIB. Agenda pembukaan kuliah umum adalah pengantar dari moderator yaitu Dr. Eng. Mokhamad Candra Nugraha Deni yang merupakan dosen tetap Program Studi Teknik Lingkungan Itenas. Tema pada pertemuan perdana ini adalah tentang  4 Konsensus Berbangsa yang disampaikan oleh Mayjen TNI (Purn) Asrobudi, SIP, M.Si, Dosen NIDK Program Studi DKV Itenas yang merupakan Wakil Kepala Sekolah Kesiswaan SMA Taruna Nusantara Magelang sebagai narasumbernya.

Moderator kemudian menjelaskan bahwa rangkaian kuliah umum daring ini semoga akan dapat menjadi pengantar untuk kegiatan PKBN di lapangan apabila suasana telah kondusif. Setelah pengantar dan menyanyikan lagu Indonesia Raya, Rektor Itenas Prof. Meilinda Nurbanasari, S.T., M.T., Ph.D. memberikan sambutan untuk membuka acara kuliah umum. Mewakili sivitas akademika Itenas, Rektor mengucapkan selamat datang dan ucapan terima kasih kepada Mayjen TNI (Purn) Asrobudi, SIP, M.Si, yang telah bersedia membagikan ilmunya pada hari ini. Beliau juga menyampaikan bahwa kegiatan PKBN kali ini dilaksanakan berbeda dari biasanya. Kegiatan PKBN yang tahun-tahun sebelumnya dilaksanakan sebelum perkuliahan dimulai selama tiga hari berturut-turut kini dilaksanakan sebagai kuliah umum yang diikuti oleh mahasiswa baru. Kegiatan lapangan yang diharapkan masih bisa dilaksanakan akan ditentukan kemudian, dengan mengikuti perkembangan pandemi Covid-19. Sebelum dengan resmi membuka kuliah umum, Rektor Itenas menyampaikan bahwa Itenas sebagai sebuah institusi pendidikan memandang bahwa Pembinaan Kesadaran Bela Negara di era sekarang ini sangat penting bagi generasi muda untuk mewujudkan SDM unggul dengan nasionalisme tinggi, cinta tanah air, jujur, dan penuh integritas.

Usai rangkaian acara pembukaan, Mayjen TNI (Purn) Asrobudi menyapa para warga Itenas. Sebagai Dosen NIDK Program Studi DKV Itenas, beliau memang sudah tak asing dengan lingkungan Itenas. Beliau melempar pertanyaan ‘dari mana sajakah mahasiswa baru Itenas berasal?’ yang kemudian dijawab dengan sahutan serentak para audiens. Ternyata, meskipun sebagian besar berasal dari Jawa Barat, mahasiswa Itenas berasal dari seantero penjuru Indonesia. Ada mahasiswa yang berasal dari ujung barat Indonesia yakni Provinsi Aceh, kemudian dari Kepulauan Riau, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, NTT tepatnya Ende, hingga mahasiswa yang berasal dari Sorong, Papua Barat. Selain menyapa para mahasiswa, beliau menyapa juga para pejabat Itenas yang turut hadir dalam kuliah umum ini mulai dari Rektor, para Wakil Rektor, para Dekan Fakultas, Dosen, hingga Unit Kemahasiswaan.

Materi tentang 4 Konsensus Dasar Negara kemudian dimulai. Adalah komitmen seluruh komponen Bangsa Indonesia untuk selalu mempertahankan empat konsensus dasar dalam berbangsa dan bernegara, yakni; Pancasila, Undang-Undang Dasar 45, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. Pertama adalah pentingnya pandangan Pancasila sebagai pemersatu bangsa. Bangsa Indonesia dengan beraneka ragam suku, agama, dan ras memerlukan tali pengikat untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan agar tercipta kehidupan yang harmonis di antara warga masyarakat. Tali pengikat itu adalah cita-cita, pandangan hidup yang dianggap ideal, dan sesuai dengan falsafah bangsa yaitu Pancasila. Kedua adalah UUD 1945 dimana Pembukaan UUD 1945 berisi hal-hal yang bersifat fundamental dan asasi bagi bangsa Indonesia. Ketiga adalah Bhinneka Tunggal Ika Sebagai semboyan Bangsa Indonesia, Bhinneka Tunggal Ika mengandung makna yang penting karena pengertian atau makna yang terkandung dalam selogan tersebut itulah kiranya yang menuntun pemahaman bangsa indonesia bahwa walaupun kita memiliki keanekaragaman dalam banyak hal akan tetapi tetap satu jua adanya. Terakhir adalah NKRI yang tidak dapat dipisahkan dari peristiwa Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, karena melalui peristiwa proklamasi tersebut bangsa Indonesia berhasil mendirikan negara sekaligus menyatakan kepada dunia luar (bangsa lain) bahwa sejak saat itu telah ada negara baru yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Materi yang disampaikan sangat menarik dan seimbang antara narasi dan contoh yang relevan dengan kehidupan sehari-hari. Misalnya, bagi para mahasiswa tentu contoh implementasi dari bela negara tak perlu sesuatu yang muluk-muluk. Contohnya bisa dengan mendonorkan darah, dimana hal mulia tersebut juga telah mencerminkan Pancasila sila ke-2 ‘Kemanusiaan yang Adil dan Beradab’. Audiens juga mendapatkan pengalaman langsung ditanya dan bertanya kepada narasumber, dan dapat pula mengirimkan pertanyaan melalui link yang dibagikan. Ada pula giveaway menarik dari Mayjen TNI (Purn) Asrobudi yaitu jaket bomber yang membuat para mahasiswa baru berebut menjawab dan bertanya.

Kuliah umum berlangsung dengan lancar hingga pukul 16.00 WIB. Dorongan untuk menjadi mahasiswa Indonesia yang penuh semangat, kaya prestasi dan menuai kebanggaan disampaikan dengan contoh-contoh yang pernah dilakukan oleh para sivitas akademika Itenas sehingga materi terasa mudah dipahami oleh para mahasiswa baru. Di akhir pertemuan, diingatkan pula bahwa upaya seorang mahasiswa untuk menerapkan bela negara bisa dimulai dari hal-hal kecil, seperti menanam pohon, membuang sampah pada tempatnya, mendonorkan darah, bersikap jujur, dan tidak korupsi waktu. Disisipkan pula pesan untuk menjaga kondisi pada saat ini yaitu jangan lupa menjaga jarak, gunakan masker, bersihkan tangan dengan cuci tangan atau hand sanitizer untuk kita semua. Materi hari ini telah usai, dan rangkaian kuliah umum akan dilanjutkan minggu depan pada waktu yang sama dengan tema Tatanan Dasar Bela Negara. [BK & Della/BKHP]