Wawasan Kebangsaan Sebagai Modal Insan yang Produktif

BANDUNG. Pada hari Sabtu, 17 oktober 2020, Mahasiswa Baru Itenas Bandung mengikuti kegiatan PKBN atau Pembinaan Kesadaran Bela Negara yang dilaksanakan setiap minggunya secara daring. Pada kali tersebut topik yang diangkat adalah mengenai wawasan kebangsaan dengan narasumber Bapak Mayjen TNI (Purn) Asrobudi, SIP, M.Si, Dosen NIDK Program Studi DKV Itenas yang merupakan Wakil Kepala Sekolah Kesiswaan SMA Taruna Nusantara Magelang.

Pada awal pemaparan Materi bapak Asrobudi mengajak para mahasiswa berkontemplasi terkait luasnya Negara Kesatuan Republik Indonesia dari Sabang sampai Merauke dengan beragam suku bangsa. Beliau menjelaskan bahwa keberagaman itu merupakan potensi yang sangat besar untuk masa depan Indonesia. Namun hal tersebut tentunya membutuhkan para pemuda dan pemudi yang berkarakter dalam proses pencapaian. Dimana pembangunan karakter generasi muda menjadi prioritas untuk mengkonstruksi pribadi pemuda dan pemudi menjadi insan produktif. Selain itu,  Beliau juga menegaskan kembali bahwa setiap kontribusi mahasiswa pada pembangunan tidak lepas dari tridharma perguruan tinggi yaitu Pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Kembali pada inti topik PKBN, Bapak Asrobudi menjelaskan bahwa warga negara yang memiliki kemampuan wawasan kebangsaan adalah warga negara yang menyadari dan memiliki sikap, perilaku, dan pemahaman mendalam tentang bagaimana mengimplementasikan nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara RI Tahun 1945 dalam kehidupan sehari-hari terutama sebagai mahasiswa.

Wawasan kebangsaan ini akan melahirkan karakter seperti

  1. Pemahaman tentang toleransi dan kebersamaan,
  2. Pemahaman bahwa hubungan persaudaraan, persahabatan, pertemanan, dan Kerjasama,
  3. Pemahaman bahwa persatuan kesatuan bangsa dalam keragaman dan kesederajatan,
  4. Pemahaman bahwa untuk menjaga atau mempertahankan persatuan kesatuan bangsa,
  5. Pemahaman bahwa di dalam pelaksanaan musyawarah dan mufakat, penting sekali mengedepankan keadilan,
  6. Pemahaman bahwa jatidiri bangsa yang dapat mengangkat harkat dan martabat bangsa Indonesia di mata warga dunia, dan terakhir
  7. Pemahaman bahwa generasi muda di samping menjadi pintar dan melek dalam memanfaatkan teknologi.

Harapannya dengan mengikuti kegiatan ini mahasiswa kembali merefleksikan diri sudah sejauh apa tujuan mereka dalam berkontribusi terhadap pembangunan Indonesia untuk sekarang dan waktu yang akan datang. (BK/INO)