Pelecehan Kekerasan Gender : “Apa Sih Yang Biasa Ada Dalam Pergaulan Anak Muda?”

Pada Sabtu, 13 Februari 2021 pukul 14.00 WIB, Badan Eksekutif Keluarga Mahasiswa (BE-KM) Itenas kembali mengadakan kegiatan webinar dengan tema Pelecehan atau Kekerasan Gender: “Apa Sih yang Biasa Ada dalam Pergaulan Anak Muda?”. Kegiatan webinar ini diadakan sebagai salah satu kegiatan BE-KM Itenas dalam rangka mendukung gerakan “Kampus Merdeka”. Acara webinar ini merupakan hari kedua dari kegiatan webinar yang dilaksanakan selama tiga hari. Pada acara webinar hari kedua ini, sesi dihadiri oleh Ressa Ria Lestari yang tergabung dalam organisasi Samahita. Organisasi ini merupakan salah satu gerakan kolektif yang memiliki misi untuk melindungi siapapun dari kekerasan berbasis gender. Webinar ini dimoderatori oleh Aly Ramdhani yang merupakan salah satu mahasiswa Itenas Bandung, dan dihadiri oleh 95 peserta yang merupakan mahasiswa Itenas dan juga audiens umum.

Pemaparan disampaikan oleh Kak Ressa mengenai apa saja bentuk – bentuk kekerasan yang kerap terjadi di masyarakat dan khususnya pada lingkungan kampus/ perkuliahan. Pertama-tama kekerasan yang sering terjadi di lingkungan masyarakat yakni berupa kekerasan seksual. Kekerasan seksual merupakan segala bentuk tindakan baik ucapan atau perbuatan yang dilakukan seseorang atau lebih untuk mengintimidasi, menguasai, memaksa dan atau memanipulasi orang lain untuk melakukan aktivitas seksual yang tidak dikehendaki. Namun terdapat dua jenis kekerasan seksual yang diakui oleh negara dalam perundang – undangan yakni pemerkosaan dan pencabulan. Kedua, kekerasan psikis yakni merupakan tindakan atau perbuatan yang dapat mengakibatkan ketakutan, hilangnya rasa percaya diri, hilangnya kemampuan untuk bertindak dan rasa tidak percaya, hal ini terdapat dalam UU No.23 Tahun 2004. Ketiga, yakni kekerasan kultural yaitu legitimasi atas kekerasan struktural maupun kekerasan langsung secara budaya dan keyakinan kita yang diajarkan sejak kecil dan mengelilingi kita dalam kehidupan sehari – hari tentang kekuasaan dan kekerasan. Keempat, yakni kekerasan verbal, yaitu kekerasan yang dilakukan secara verbal. Kekerasan ini dapat berupa perundungan, penghinaan, mengancam, bahkan hingga candaan seksis yang dilakukan baik secara langsung maupun tak langsung. Kelima, yaitu kekerasan sosial yang membatasi akses seseorang untuk bersosialisasi dengan orang lain maupun diskriminasi.

Kekerasan sosial termasuk ke dalam victim blaming, persekusi, pengucilan, dan pengekangan. Dan yang terakhir yakni bentuk kekerasan ekonomi, yaitu perbuatan mengontrol kemampuan seseorang untuk mendapatkan, menggunakan, dan mempertahankan sumber daya, sampai mengancam ekonomi serta potensi seseorang untuk mandiri dan berkembang. Pada pemaparan yang diberikan oleh Kak Ressa, dinyatakan bahwa korban kekerasan ini dapat terjadi pada siapapun dan kalangan apapun tanpa melihat ras, usia, agama, bahkan jenis kelamin. Istilah yang digunakan untuk menggambarkan suatu masyarakat atau lingkungan yang terkesan menyepelekan tindak pelecehan seksual adalah Rape CultureRape Culture meliputi perilaku, keyakinan dan norma yang jauh lebih luas dari tindakan pemerkosaan itu sendiri.

Pada penjelasan selanjutnya yang diberikan Kak Ressa, kekerasan yang sering terjadi itu yakni kekerasan dalam berpacaran. Contohnya adalah pola perilaku dimana salah satu pasangan berusaha mengontrol, mengatur, menyebabkan rasa takut, atau bahkan ketergantungan pasangannya di dalam suatu relasi hubungan berpacaran. Kekerasan ini terjadi karena adanya ketimpangan relasi kuasa atau hubungan kekuasaan.

Pada sesi terakhir, kegiatan webinar ini ditutup dengan adanya sesi tanya jawab dan diskusi. Peserta yang mengikuti kegiatan webinar ini cukup antusias dengan pemaparan yang disampaikan oleh Kak Ressa. Para peserta yang mengikuti banyak yang bertanya mengenai solusi-solusi terhadap kekerasan yang ada pada lingkungan sekitar dan bagaimana agar terhindar dari kekerasan seksual di lingkungan kampus.

*Samahita adalah sebuah organisasi yang sudah berbadan hukum, yang bertujuan untuk melindungi siapapun dari kekerasan gender, cek detailnya di @sahamita_bdg

Firdan Nur Hakiki / Itenas News Office