Gelaran Berbagi Gagasan Bersama AppliedHE™ dan UCSI University Malaysia untuk Mencapai World Class University di Itenas

Sebagai salah satu upaya untuk mencapai predikat world class university dan kenaikan peringkat Quacquarelli Symonds World University Ranking (QS WUR) di tahun-tahun mendatang, Institut Teknologi Nasional (Itenas) Bandung menyelenggarakan sharing session pada Senin (9/1) di Ruang 14301 Gedung Fakultas. Itenas mengundang Ms. Mandy Mok dari Singapura selaku pendiri dan CEO dari AppliedHE™ yang juga pernah menjabat di Quacquarelli Symonds Asia, serta Prof. Dato Dr. Toh Kian Kok selaku Deputy Vice-Chancellor, Global Rankings and Internal Audit dari UCSI University Malaysia.

Acara tersebut dihadiri oleh pimpinan Itenas (rektor beserta para wakil rektor) dan sejumlah pejabat struktural lainnya. Rektor Itenas Prof. Meilinda Nurbanasari, Ph.D. saat membuka acara mengungkapkan bahwa pemeringkatan bukan menjadi tujuan akhir, melainkan sebagai tools untuk menjadikan Itenas memiliki kualitas selevel world class university.

“Seperti yang kita tahu bahwa kompetisinya sangat ketat ke depannya, maka harapannya pada siang ini, kita bisa berbagi pengalaman dan kita juga mendapatkan ilmu yang sangat banyak dari Prof. Toh dan Ms. Mandy Mok. Tentunya kita berharap Itenas dapat segera masuk menjadi world class university dan juga target (untuk) 2-3 tahun ke depan bisa menjadi Top 500 university in the world,” ujar Prof. Meilinda sebelum memulai gelaran sharing session.

“Tidak mudah, tetapi selama kita ada kemauan, tentunya hal itu bisa diwujudkan. Ini membutuhkan komitmen dari kita bersama,” sambungnya.

Acara tersebut diawali dengan pemaparan Ms. Mandy Mok mengenai faktor kemajuan sebuah institusi pendidikan (employability & student experience, alumni, critical thinking) yang mesti dikembangkan dengan selaras. Selain itu, dijelaskan mengenai QS World University Rankings (QS WUR) seperti mekanisme pemeringkatan, indikator, manfaat yang diperoleh, hingga contoh beberapa perguruan tinggi di Indonesia yang berhasil memperoleh peringkat QS WUR yang cukup diperhitungkan.

Untuk wilayah Asia sendiri terdapat beberapa sebelas indikator penilaian untuk QS WUR dengan pembobotan yang berbeda-beda: Academic Reputation, Employer Reputation, Faculty Student Ratio, Citations per Paper, International Research Network, Papers per Faculty, Staffs with PhD, International Student Ratio, International Faculty Ratio, Inbound Exchange Student Ratio, dan Outbound Student Ratio. Pembobotan terbesar terdapat pada aspek Academic Reputation sebesar 30%.

Kemudian acara dilanjutkan dengan sesi tanya-jawab yang diikuti dengan bahasan yang menarik dari Prof. Toh. Baginya, kebijakan pendidikan di Indonesia sangat berbeda dengan di Malaysia karena pejabat terkait (dalam hal ini Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi) mendukung dan ikut ambil bagian dalam setiap programnya, sehingga dapat berjalan dengan baik. Prof. Toh juga menyebut bahwa untuk mencapai target pemeringkatan, dibutuhkan kerja sama seluruh pihak di Itenas.

Acara tersebut ditutup dengan sesi foto bersama. Melalui sharing session ini diharapkan memberi insight bagi Itenas untuk mencapai target pemeringkatan tingkat dunia dan memperoleh predikat world class university.