Identitas Visual sebagai Ujung Tombak dalam “Perang” antar Brand, Seminar Nasional Daring oleh DKV Itenas Bandung

Rabu (9/6/21), Program Studi (Prodi) Desain Komunikasi Visual Itenas mengadakan seminar nasional daring bertajuk Identitas Visual Sebagai Ujung Tombak Dalam “Perang” Antar Brand yang diadakan melalui media Zoom Meeting pada pukul 9 pagi waktu setempat. Seminar ini diharapkan dapat memberikan wawasan seputar tren dan gambaran riil di dunia praktisi/profesi, mengenai perkembangan branding, dan identitas visual.

Seminar ini dipandu oleh MC yaitu Inko Sakti Dewanto, S.T., M.Ds., dosen DKV Itenas dan dibuka oleh Dekan Fakultas Arsitektur dan Desain Itenas Dr. Andry Masri, M.Sn. serta Ketua ADGI Indonesia chapter Bandung, Rifqi Anshorulloh. Setelah itu, acara terbagi menjadi dua sesi dengan masing-masing narasumber yaitu Shafiq Muljanto yang berasal dari H:THREE, sebuah perusahaan subsidiary dari Hakuhodo yang pusatnya berada di Jepang dan Habibie Putranto, Internal Director PT. Wanara Kreatif Indonesia. Para narasumber dimoderatori oleh dua dosen dari institusi yang telah bersedia untuk bekerja sama demi kelangsungan acara ini yaitu Dr. I Nyoman Larry Julianto, M.Ds, Dosen dari Prodi DKV – Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, dan Octaviyanti Dwi Wahyurini, M.AppDesArt., Ph.D., Dosen dari Prodi DKV – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya.

Shafiq Muljanto memaparkan banyak hal menarik tentang brand, di mana perang antar brand terjadi dan bagaimana proses manusia berinteraksi dengan brand mulai dari menjelaskan model AIDA, AISAS, dan beberapa pengembangan lainnya sesuai perkembangan digital dan revolusi mobile. Penjelasan ini sangat memberi wawasan yang mencerahkan terkait brand, proses terjadinya brand, dan identitas visualnya.

“Dalam kaitannya dengan visual, identitas visual memang penting sebagai penanda perbedaan antara kita dengan kompetitor, penyeragaman pesan dan cara berkomunikasi, dan sebagai langkah awal untuk membangun pengalaman berikutnya”, jelas Shafiq.

Shafiq juga menambahkan bahwa membangun brand berarti juga menyentuh indra manusia lainnya selain visual, yaitu juga merancang pengalaman lainnya. Seorang Desainer Komunikasi Visual harus bisa melihat lebih dari sekedar visual, harus bisa berpikir lebih dari itu.

Selanjutnya, Habibie Putranto memaparkan tentang seperti apa Identitas Visual yang baik berkarakter, awet, dan keren – dimana definisi keren itu sendiri sangatlah relatif.

“Sebagus apapun desain, ada umurnya”, tegasnya. Disamping menampilkan karya-karya yang pernah dikerjakan oleh Wanara Studio, Habibie juga mengingatkan para peserta bagaimana menyeimbangkan antara brand dan identitas visual yang dirancang, menyesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan klien. Ilmu yang dibagikan tersampaikan dengan menarik dan jelas, begitu pula dengan antusiasnya para peserta yang dapat mengirimkan pertanyaan melalui kolom chat.

Para peserta yang hadir berasal dari berbagai program studi yang ada di Institut Teknologi Nasional Bandung terutama Prodi DKV Itenas dan juga dari kampus-kampus lainnya seperti ITS Surabaya, ISI, UPI, dan UNIKOM. Mahasiswa sangat membutuhkan wawasan berupa pengalaman dari para pakar praktisi branding/identitas visual untuk melengkapi dan memperkaya bobot ilmu yang sudah diberikan saat perkuliahan. Oleh karena itu, diharapkan adanya seminar nasional seperti ini dapat bermanfaat bagi para mahasiswa dan juga pelaku kreatif di seluruh Indonesia. [Della/BKHP]