Webinar Teknik Kimia: Peran Teknik Kimia Dalam Penanggulangan Pemanasan Global

Jumat, 28 Agustus 2020, Program Studi Teknik Kimia Itenas mengadakan Webinar series ke-8  pada tahun ini. Webinar kedelapan ini bertemakan Peran Teknik Kimia Dalam Penanggulangan Pemanasan Global. Narasumber pada Webinar kali ini adalah Dr. Agus Saptoro yang merupakan associate professor di Curtin University Malaysia dan Ibu Maya Ramadianti Musadi, Ir.,  M.T., Ph.D. merupakan alumni Teknik Kimia Itenas angkatan 1987 dan juga staf pengajar di Program Studi Teknik Kimia Itenas. Sebelumnya, Bapak Salafudin, S.T., M.Sc., mewakili Kaprodi Teknik Kimia Itenas memberi sambutan dimana para peserta mendapatkan inspirasi dan wawasan terkait materi yang disampaikan oleh webinar mengenai pemanasan global ini.

Materi pertama dalam webinar ini disampaikan oleh Bapak Agus mengenai Energy Efficient Process Modification of CO2 Capture System. Pemanasan global merupakan kondisi yang nyata, dengan terbuktinya konsentrasi CO2 di atmosfer yang semakin meningkat. Pemanasan global disebabkan oleh greenhouse gas effect yang sebelumnya digunakan untuk menurunkan suhu bumi supaya tidak terlalu dingin, namun jika terlalu suhu bumi terlalu tinggi maka kondisi menjadi tidak baik dan merugikan bumi. Cara mengurangi emisi CO2 antara lain mengurangi penggunaan energi, menggunakan renewable energy (energi baru terbarukan), menggunakan nuklir (namun masih diperdebatkan) serta menangkap dan menyimpan CO2. Penangkapan CO2 dapat menggunakan teknologi absorpsi menggunakan solven seperti MEA, DEA bahkan ionic liquid kemudian disimpan menjadi utilitas dan dapat digunakan recoveryminyak dalam sumur oil and gas serta digunakan untuk batuan karbonat atau bahan baku metanol.

Selanjutnya materi terkait Zero Emission Petrol Vehicle (ZEPV) sebagai Teknologi Penangkapan dan Pemanfaatan CO2 untuk Menurunkan Emisi CO2 di Bidang Transportasi yang disampaikan oleh Bu Maya. Emisi CO2 dapat berasal dari alamiah seperti letusan gunung api, respirasi, dekomposisi bahan organik maupun aktivitas manusia seperti industri, transportasi, penggundulan dan pembakaran hutan maupun sampah. Di kota besar, kontribusi gas buang kendaraan bermotor sebagai sumber polusi udara mencapai 60-70%. Salah satu cara menanggulangi emisi CO2adalah mengubah bahan bakar minyak menjadi listrik, namun membuat harga jual kendaraan bertenaga listrik yang mahal. Selain itu, ada cara lain yang disampaikan Bu Maya yaitu menggunakan ZEPV dengan memodifikasi ruang bakar pada mobil dengan menambah reaktor yang berguna untuk mencairkan gas buang (CO2) kemudian diubah menjadi metana sebagai bahan baku gasoline atau bahan bakar mobil.

Di akhir webinar, Pak Salaf yang mewakili Ketua Program Studi Teknik Kimia Itenas berharap para peserta webinar tetap semangat dan bersedia mengikuti Webinar Teknik Kimia selanjutnya. (Vibianti/INO)